KLIPING_Cerita rakyat dalam bahasa inggris dan indonesia
A.
TEXT SHORT STORY
1.
The Wolf
and The Lamb
A lamb was grazing with a flock of sheep one
day. She soon found some sweet grass at the edge of the field. Farther and
farther she went, away from the others.
She was enjoying herself so much that she did
not notice a wolf coming nearer to her. However, when it pounced on her, she
was quick to start pleading, “Please, please don’t eat me yet. My stomach is
full of grass. If you wait a while, I will taste much better.”
The wolf thought that was a good idea, so he
sat down and waited.
After a while, the lamb said, “If you allow
me to dance, the grass in my stomach will be digested faster.” Again the wolf
agreed. While the lamb was dancing, she had a new idea. She said, “Please take
the bell from around my neck. If you ring it as hard as you can, I will be able
to dance even faster.
The wolf took the bell and rang it as hard as
he could. The shepherd heard the bell ringing and quickly sent his dogs to find
the missing lamb. The barking dogs frightened the wolf away and saved the
lamb’s life.
Serigala Dan Anak Domba (terjemahan)
Domba A adalah merumput dengan kawanan domba
satu hari. Dia segera menemukan beberapa rumput manis di pinggir lapangan.
Semakin jauh ia pergi, jauh dari yang lain.
Dia menikmati dirinya sendiri sehingga dia
tidak melihat serigala mendekat padanya. Namun, ketika menerkam, dia cepat
mulai memohon, “Tolong, tolong jangan makan saya belum. Perutku penuh rumput.
Jika Anda menunggu beberapa saat, saya akan terasa jauh lebih baik. “
Pikiran serigala itu adalah ide yang baik,
jadi ia duduk dan menunggu. Setelah beberapa saat, anak domba berkata, “Jika
Anda mengizinkan saya untuk menari, rumput di saya perut akan dicerna
lebih cepat. “Sekali lagi serigala setuju. Sementara anak domba menari, dia
punya ide baru. Dia mengatakan, “Silakan mengambil bel dari leherku. Jika Anda
membunyikannya sekeras bisa, saya akan bisa menari lebih cepat. “
Serigala mengambil bel dan berdering sekeras
yang dia bisa. Gembala mendengar bel berdering dan cepat dikirim anjing untuk
menemukan domba yang hilang. Anjing menggonggong takut serigala itu dan
menyelamatkan nyawa domba.
2.
The Lake Toba
A long time ago, there lived a young orphan
farmer in the northern part of the island of Sumatra. The area is very dry.
Syahdan, the young man lived from farming and fishing. One day he was fishing a
fish so beautiful. The color is golden yellow. So holding, the fish turned into
a lovely princess. The daughter of a woman who was condemned for violating a
ban. He will turn into a kind of creature that first touch. Therefore, human
touches it, it turns into a princess.
Fascinated by her beauty, the young farmer’s
daughter asked her to be his wife. The proposal is accepted on condition that
the young man would not tell its origin from the farmer ikan.Pemuda the terms
agreed. After a year, the couple blessed with a boy. He has a bad habit that is
never satiated. He ate all the food.
One day the boy was eating all the food from
their parents. The young man was very upset saying: “basic offspring of fish!”
That statement by itself isterinya.Dengan thus unlock the secrets of their
promise has been violated.
His wife and son disappeared mysteriously.
The land of their former footing springs. The water that flows from the
spring growing bigger and bigger. And being a vast lake. The lake is now called
Lake Toba.
Danau Toba (terjemahan)
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang pemuda
tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah tersebut sangatlah
kering. Syahdan, pemuda itu hidup dari bertani dan memancing ikan. Pada suatu
hari ia memancing seekor ikan yang sangat indah. Warnanya kuning keemasan.
Begitu dipegangnya, ikan tersebut berubah menjadi seorang putri jelita. Putri
itu adalah wanita yang dikutuk karena melanggar suatu larangan. Ia akan berubah
menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya. Oleh karena yang menyentuhnya
manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri.
Terpesona oleh kecantikannya, maka pemuda
tani tersebut meminta sang putri untuk menjadi isterinya. Lamaran tersebut
diterima dengan syarat bahwa pemuda itu tidak akan menceritakan asal-usulnya
yang berasal dari ikan.Pemuda tani itu menyanggupi syarat tersebut. Setelah
setahun, pasangan suami istri tersebut dikarunia seorang anak laki-laki. Ia
mempunyai kebiasaan buruk yaitu tidak pernah kenyang. Ia makan semua makanan
yang ada.
Pada suatu hari anak itu memakan semua
makanan dari orang tuanya. Pemuda itu sangat jengkelnya berkata: “dasar anak
keturunan ikan!”Pernyataan itu dengan sendirinya membuka rahasia dari
isterinya.Dengan demikian janji mereka telah dilanggar.
Istri dan anaknya menghilang secara gaib.
Ditanah bekas pijakan mereka menyemburlah mata air. Air yang mengalir dari mata
air tersebut makin lama makin besar. Dan menjadi sebuah danau yang sangat luas.
Danau itu kini bernama Danau Toba.
3.
Si Pitung
Pitung is a pious young man from Rawa Belong.
He diligently studied the Koran in Haji Naipin. Finished learning the Koran he
was trained in martial arts. After years of religious knowledge and the ability
to master the martial increased.
At that time the Dutch were colonized
Indonesia. Pitung pitied the plight experienced by young people. Meanwhile,
kumpeni (the name for the Netherlands), a group of employer and the landlord
lives wallowing in luxury. Homes and their fields guarded by thugs who
ferociously.
With the assistance of his friends of the
Rais and Jii, Pitung began planning the robbery of the employer and the wealthy
landlords. Rampokannya results were distributed to the poor. In front of a
starving family home laid Sepikul rice. Families who wrapped it provides
compensation payable moneylenders. And orphaned children parcel dikiriminya
clothes and other gifts.
Pitung success and his friends because of two
things. First, it has a high martial arts and dikhabarkan they are immune to
bullets. Second, people do not want to tell where Pitung is now. However, the
robbery victim Pitung rich with kumpeni always trying to persuade people to
open my mouth.
Kumpeni also use violence to force people to
testify. One day, kumpeni and wealthy landlords managed to get information
about family Pitung. So they seized both her parents and the Hajj Naipin. With
a heavy ordeal finally they get the information about where and confidential
Pitung are immune.
Armed with all that information, police were
ambushed Pitung kumpeni. Of course Pitung and his friends fight. But
unfortunately, information about the immune secret Pitung already open. He was
pelted with rotten eggs and shot. Thus he was killed, Pitung still regarded as
a defender of the common people.
Si Pitung (terjemahan)
Si Pitung adalah seorang pemuda yang soleh
dari Rawa Belong. Ia rajin belajar mengaji pada Haji Naipin. Selesai belajar
mengaji ia pun dilatih silat. Setelah bertahun- tahun kemampuannya menguasai
ilmu agama dan bela diri makin meningkat.
Pada waktu itu Belanda sedang menjajah
Indonesia. Si Pitung merasa iba menyaksikan penderitaan yang dialami oleh
rakyat kecil. Sementara itu, kumpeni (sebutan untuk Belanda), sekelompok Tauke
dan para Tuan tanah hidup bergelimang kemewahan. Rumah dan ladang mereka dijaga
oleh para centeng yang galak.
Dengan dibantu oleh teman-temannya si Rais dan
Jii, Si Pitung mulai merencanakan perampokan terhadap rumah Tauke dan Tuan
tanah kaya. Hasil rampokannya dibagi-bagikan pada rakyat miskin. Di depan rumah
keluarga yang kelaparan diletakkannya sepikul beras. Keluarga yang dibelit
hutang rentenir diberikannya santunan. Dan anak yatim piatu dikiriminya
bingkisan baju dan hadiah lainnya.
Kesuksesan si Pitung dan kawan-kawannya
dikarenakan dua hal. Pertama, ia memiliki ilmu silat yang tinggi serta
dikhabarkan tubuhnya kebal akan peluru. Kedua, orang-orang tidak mau
menceritakan dimana si Pitung kini berada. Namun demikian orang kaya korban
perampokan Si Pitung bersama kumpeni selalu berusaha membujuk orang-orang untuk
membuka mulut.
Kumpeni juga menggunakan kekerasan untuk
memaksa penduduk memberi keterangan. Pada suatu hari, kumpeni dan tuan-tuan
tanah kaya berhasil mendapat informasi tentang keluarga si Pitung. Maka
merekapun menyandera kedua orang tuanya dan si Haji Naipin. Dengan siksaan yang
berat akhirnya mereka mendapatkan informasi tentang dimana Si Pitung berada dan
rahasia kekebalan tubuhnya.
Berbekal semua informasi itu, polisi kumpeni
pun menyergap Si Pitung. Tentu saja Si Pitung dan kawan-kawannya melawan. Namun
malangnya, informasi tentang rahasia kekebalan tubuh Si Pitung sudah terbuka.
Ia dilempari telur-telur busuk dan ditembak. Ia pun tewas seketika.Meskipun
demikian untuk Jakarta, Si Pitung tetap dianggap sebagai pembela rakyat kecil.
4.
Aji Saka
Once upon a time, there was a kingdom named
Medang Kamulan ruled by king named Prabu Dewa Cengkar who wild and likes to eat
human. Every day the king takes a man who was taken by Patih Jugul Young. A
small portion of the people who fret and fear fled secretly to other areas.
In the hamlet of Kawit Medang a young man
named Aji Saka powerful, industrious and good-natured. One day, Aji Saka
managed to help an old man who was beaten by two robbers. Old man who
eventually appointed by Aji Saka’s father turned out to refugees from Medang
Kamulan. Hearing stories about the King of Gods Cengkar savagery, Aji Saka
Medang Kamulan intend to help people. By wearing a turban on the head of Aji
Saka went to Medang Kamulan.
The journey to Medang Kamulan not smooth, Aji
Saka had fought for seven days and seven nights with the devil forest watchman,
because Aji Saka refused enslaved by demonic gatekeepers for ten years before
being allowed to pass through the forest.
But thanks to the miracle, Aji Saka managed
to escape from the vicious flame. Shortly after praying Aji Saka, a beam of
light from the sky hit the yellow highlight demons at once eliminate forest
dwellers.
Aji Saka arrived in Medang Kamulan quiet. In
the palace, King of the Gods are angry because Patih Cengkar Young Jugul not
bring the victim to the King.
With bold, facing King Aji Saka Cengkar Gods
and gave himself to be eaten by the King in exchange for the use of the land
area of the turban.
When they are measuring soil on demand Aji
Saka, turban stretches so wide breadth exceeds King of Gods kingdom Cengkar.
King was angry after knowing the real intentions of Aji Saka was to end his
despotism.
When the King of the Gods Cengkar angry, Aji
Saka turban wrapped strongly around the body of the King. King of the Gods
Cengkar body thrown Aji Saka and crashed into the sea south and was lost in the
waves.
Aji Saka then crowned king Medang Kamulan. He
brought his father to the palace. Thanks to a just and wise government, Aji
Saka kingdom Medang Kamulan to deliver the golden era, an era where people live
quiet, peaceful, prosperous and prosperous.
Aji Saka
Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama
Medang Kamulan yang diperintah oleh raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas
dan suka makan manusia. Setiap hari sang raja memakan seorang manusia yang
dibawa oleh Patih Jugul Muda. Sebagian kecil dari rakyat yang resah dan
ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain.
Di dusun Medang Kawit ada seorang pemuda
bernama Aji Saka yang sakti, rajin dan baik hati. Suatu hari, Aji Saka berhasil
menolong seorang bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua orang penyamun. Bapak
tua yang akhirnya diangkat ayah oleh Aji Saka itu ternyata pengungsi dari
Medang Kamulan. Mendengar cerita tentang kebuasan Prabu Dewata Cengkar, Aji
Saka berniat menolong rakyat Medang Kamulan. Dengan mengenakan serban di kepala
Aji Saka berangkat ke Medang Kamulan.
Perjalanan menuju Medang Kamulan tidaklah
mulus, Aji Saka sempat bertempur selama tujuh hari tujuh malam dengan setan
penunggu hutan, karena Aji Saka menolak dijadikan budak oleh setan penunggu
selama sepuluh tahun sebelum diperbolehkan melewati hutan itu.
Tapi berkat kesaktian nya, Aji Saka berhasil
mengelak dari semburan api si setan. Sesaat setelah Aji Saka berdoa, seberkas
sinar kuning menyorot dari langit menghantam setan penghuni hutan sekaligus
melenyapkan-nya.
Aji Saka tiba di Medang Kamulan yang sepi. Di
istana, Prabu Dewata Cengkar sedang murka karena Patih Jugul Muda tidak membawa
korban untuk sang Prabu.
Dengan berani, Aji Saka menghadap Prabu
Dewata Cengkar dan menyerahkan diri untuk disantap oleh sang Prabu dengan
imbalan tanah seluas serban yang digunakan nya.
Saat mereka sedang mengukur tanah sesuai
permintaan Aji Saka, serban terus memanjang sehingga luasnya melebihi luas
kerajaan Prabu Dewata Cengkar. Prabu marah setelah mengetahui niat Aji Saka
sesungguhnya adalah untuk mengakhiri kelalimannya.
Ketika Prabu Dewata Cengkar sedang marah,
serban Aji Saka melilit kuat di tubuh sang Prabu. Tubuh Prabu Dewata Cengkar di
lempar Aji Saka dan jatuh ke laut selatan kemudian hilang ditelan ombak.
Aji Saka kemudian dinobatkan menjadi raja
Medang Kamulan. Ia memboyong ayahnya ke istana. Berkat pemerintahan yang adil
dan bijaksana, Aji Saka menghantarkan Kerajaan Medang Kamulan ke jaman
keemasan, jaman dimana rakyat hidup tenang, damai, makmur dan sejahtera.
5.
The Goose with the Golden Eggs
Once upon a time, a man and his wife had the
good fortune to have a goose which laid a golden egg every day. Lucky though
they were, they soon began to think they were not getting rich fast enough.
They imagined that if the bird must be able
to lay golden eggs, its insides must be made of gold. And they thought that if
they could get all that precious metal at once, they would get mighty rich very
soon. So the man and his wife decided to kill the bird.
However, upon cutting the goose open, they
were shocked to find that its innards were like that of any other goose!
Angsa
dengan Telur Emas (Terjemahan)
Suatu hari, seorang pria dan istrinya
memiliki nasib baik untuk memiliki angsa yang menetaskan telur emas
setiap hari. Beruntung meskipun mereka, mereka segera berpikir mereka tidak
cukup cepat kaya.
Mereka membayangkan bahwa jika burung
mampu bertelur emas, bagian dalamnya pasti terbuat dari emas. Dan mereka
berpikir bahwa jika mereka bisa mendapatkan semua logam mulia sekaligus,
mereka akan segera mendapatkan kekayaan Jadi pria dan istrinya memutuskan untuk
membunuh angsa tersebut.
Angsa dengan Telur Emas bagaimanapun, setelah
memotong angsa secara terbuka, mereka terkejut karena menemukan bahwa jeroan
nya sama saja dengan angsa lainya.